Kamis, 28 Maret 2013

KOMPUTERISASI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN - World Finance Flow


Bank merupakan sebuah wadah perputaran uang terbesar yang ada di dunia. Dan Uang merupakan sebuah benda yang sangat ingin dimiliki oleh setiap manusia, karena dengan uang mereka bisa mendapatkan apa saja yang mereka butuhkan. Entah itu sebuah barang maupun jasa. Uang merupakan sebuah alat tolak ukur dari kekayaan dan kesejahteraan seseorang. Untuk mendapatkan uang tentunya setiap orang haruslah melakukan sebuah usaha yaitu dengan bekerja. Uang sangat erat kaitannya dengan Bank, asuransi, pasar modal dan World Finance Flow. Berikut ini saya akan menjelaskan sebuah contoh kasus dari kegiatan World Finance Flow

Seseorang pengusaha yang bernama A telah menghimbun kekayaan/menabung uangnya pada Bank SITI dan si B yang membutuhkan modal meminjam uang kepada Bank sebesar 100.000.000. Ketika Bank meminjamkan uang terhadap nasabahnya yaitu si B, Bank telah mengambil resiko yaitu apabila si B mengalami bangkrut, kecelakaan, kabur tanpa kabar, atau meninggal, Bank SITI mengantisipasi untuk tidak terjadi Interest Spread dengan mencari kerja sama dengan si A untuk membangun sebuah PT yang bernama PT.  ITIS sebagai leasing untuk PT. Astra Honda Motor yang membuka bisnis pembelian motor kredit dengan tujuan mencari bunga pendapatan untuk mendapat keuntungan. Masyarakat yang akan membeli motor secara kredit melakukan pinjaman uang pada bank, maka pada saat itulah bank mendapat bunga.

Untuk mengantisipasi dalam mengurangi resiko yang terjadi karena takut Bank SITI mengalami kebangkrutan, maka si A melakukan penanaman saham pada Pasar Modal agar mendapatkan bunga dan agar si A merasa aman dengan uang yang telah disimpan pada Bank tersebut.

Lalu Bank SITI mencari sebuah perusahaan yang mau menanggung resiko dan kerugian atas si B, sebut saja PT XYZ sebagai asuransi agar dapat mengembalikan modal yang dipinjam si B dengan membuat premi asuransi = Rp.20.000,,00/bulan dengan UP = Rp.100.000.000,00 serta melakukan penjualan saham untuk mendapatkan Deviden dan Capital Gain.

PT XYZ mencari sebuah perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan PT KLM sebagai Reasuransi. PT. KLM membayar premi Rp.80.000,00/bulan dengan UP Rp.80.000.000,00 serta melakukan kerja sama dengan perusahaan Luar Negeri yaitu OPQ dimana perusahaan tersebut sebagai Retrocesi agar PT.KLM membayar premi  Rp.20.000,00/bulan dengan UP Rp.20.000.000,00

OPQ
telah mendominasi kepemilikan walaupun pemerintah telah menetapkan tidak boleh mempunyai lebih dari 50% kepemilikan dan OPQ harus membayar premi sebesar Rp. 60.000,-/bulan dengan UP sebesar Rp. 60.000.000,-. Untuk membayar premi tersebut maka OPQ membuat 3 PT yaitu OP, OQ, PQ, agar tidak membebankan OPQ dengan cara membeli saham pada Pasar Modal sebesar 20% pada masing-masing perusahaan.


Sabtu, 23 Maret 2013

Metode Ilmiah dan Contoh Kasus Yang Berkaitan Dengan Metode Ilmiah


Pengertian Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Karakterisasi

Metode ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti laboratorium, atau dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang atau populasi manusia. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti korelasi dan regresi. Pengukuran dalam karya ilmiah biasanya juga disertai dengan estimasi ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Ketidakpastian tersebut sering diestimasikan dengan melakukan pengukuran berulang atas kuantitas yang diukur

Langkah-langkah

Yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah sebagai berikut:

1. Perumusan masalah
Perumusan masalah adalah langkah awal dalam melakukan kerja ilmiah. Masalah adalah kesulitan yang dihadapi yang memerlukan penyelesaiannya atau pemecahannya. Masalah penelitian dapat di ambil dari masalah yang ditemukan di lingkungan sekitar kita, baik benda mati maupun makhluk hidup.
Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam merumuskan masalah, antara lain sebagai berikut :
a. Masalah hendaknya dapat dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya.
b. Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah dipahami. Rumusan masalah yang terlalu panjang akan sulit dipahami dan akan menyimpang dari pokok permasalahan.
c. Rumusan masalah hendaknya merupakan masalah yang kemungkinan dapat dicari cara pemecahannya. Permasalahan mengapa benda bergerak dapat dicari jawabannya dibandingkan permasalahn apakah dosa dapat diukur.

2. Perumusan hipotesis
Ketika kita mengajukan atau merumuskan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada saat itu jawabanya sudah ada dalam pikiran. Jawaban tersebut memang masih meragukan dan bersifat sementara, akan tetapi jawaban tersebut dapat digunakan untuk mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyataan yang dirumuskan sebagai jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Hipotesisi penelitian dapat juga dikatakan sebagai dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan kebenarannya. Oleh karena berupa dugaan maka hipotesis yang kita buat mungkin saja salah. Ileh karena itu, kita harus melakukan sebuah percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis yang sudah kita buat

3. Perancangan penelitian
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu harus dipersiapkan rancangan penelitiannya. Rancangan penelitian ini berisi tentang rencana atau hal-hal yang harus dilakukan sebelum, selama dan setelah penelitian selesai. Metode penelitian, alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian juga harus disiapkan dalam rancangan penelitian.
Penelitian yang kita lakukan dapat berupa penelitian deskriptif maupun penelitian eksperimental. Penelitian deskripsi merupakan penelitian yang memberikan gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta dan sifat-sipat objek yang diselidiki.

4. Pelaksanaan penelitian
langkah langkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Persiapan penelitian biasanya diwujudkan dalam pembuatan rancangan penelitian. Alat, bahan, tempat, waktu dan teknik pengumpulan data juga harus dipersiapkan dengan baik.
b. Pelaksanaan
1. Pengumpulan/pengambilan data
a) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan menggunakan alat indra, seperti indra penglihatan (mata), indra penciuman (hidung), indra pengecap (lidah), indra pendengaran (telinga), dan indra peraba (kulit). Contohnya adalah ketika kita melakukan pengamatan buah mangga maka data kualitatif yang dapat kita peroleh adalah mengenai rasa buah, warna kulit, dan daging buah, serta wangi atau aroma buah.
b) Data kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengukuran sehingga akan diperoleh data berupa angka-angka. Contohnya adalah data mengnai berat buah mangga,ketebalan daging buah, diameter buah mangga.
2. Pengolahan data, setelah data-data yang kita perlukan berhasil dikumpulkan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengolahan atau analisis data. Data yang kita peroleh dapat ditulis atau kita nyatakan dalam beberapa bentuk, seperti table, grafik dan diagram.
3. Menarik kesimpulan, setelah pengolahan data melalui analisis selesai dilakukan maka kita dapat mengetahui apakah hipotesis yang kita buat sesuai dengan hasil penelitian atau mungkin juga tidak sesuai. Selanjutnya kita dapat mengambil kesimpilan dari penelitian yang telah kita lakukan. Kesimpulan yang kita peroleh dari hasil penelitian dapat mendukung hipotesis yang kita buat, tetapi kesimpulan yang kita ambil harus dapat menjawab permasalahan yang melatarbelakangi penelitian.

5. Pelaporan penelitian
Sistematika penyusunan laporan penelitian:
a. Pendahuluan
b. Telaah kepustakaan/kajian teori
c. Metode penelitian
d. Hasil dan pembahasan penelitian
e. Kesimpulan dan saran


Contoh Kasus Metode Berpikir Ilmiah 

Pengembangan Kemampuan Berpikir Ilmiah di Perguruan Tinggi

Metode paling ampuh yang pernah ditemukan manusia dalam rangka mengumpulkan pengetahuan yang relevan dan reliabel tentang alam. Metode non ilmiah lebih mengarah pada emosi dan harapn umat manusia dan lebih mudah dipelajari dan dipraktekkan daripada metode ilmiah. Meningkatkan pengajaran metode ilmiah dan manifestasinya yang terkenal yaitu berpikir kritis.Berpikir kritis dapat diajarkan melalui: (1) perkuliahan, (2) laboratorium, (3) tugas rumah, (4) Sejumlah latihan, (5) Makalah, dan (6) ujian. ... berpikir rasional. Realisasi berpikir rasional tampak pada penggunaan kata, kalimat, alenea, rumus pemecahan masalah, ataupun symbol-simbol. Prasyarat untuk mewujudkan items tersebut adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, memikir dan melakukan observasi (3M+O).Ilmu pengetahuan adalah sistem berpikir tentang dunia empiris. Dengan demikian pendidikan keilmuan adalah pendidikan berpikir rasional tentang dunia empiris. Dari sisi taksonomi berpikir, maka pendidikan keilmuan berarti mendid ... ilmiah, pemecahan masalah, menciptakan sesuatu. Kegiatan tersebut bisa dalam bentuk eksplorasi, eksperimentasi, kreativitas, ketekunan, kesabaran, rasa ingin tahu, dan kerja sama atau kolaboratif.Perubahan paradigma pembelajaran di atas mempunyai implikasi yang sangat besar, karena akan menumbuhkan kebiasaan mental untuk dapat berpikir secara produktif. Indikasi-indikasi berpikir produktif ( Marzano dalam Kamdi, 2002) demikian antara lain: (1) self-regulated thinking and learning, yakni kompete ...
Oleh: Prof. Dr. Mustaji, M.PdA. PendahuluanGelar akademik dan ijazah diterima oleh seseorang sebagai tanda telah selesainya masa pendidikan tinggi formal dalam strata tertentu. Untuk memperoleh gelar dan ijazah menurut ketentuan dalam sistem pendidikan, seseorang harus terlebih mengikuti serangkaian kegiatan akademik dalam bentuk perkuliahan tatap muka, menyelesaikan tugas secara terstruktur baik secara individual maupun kelompok, melakukan kegiatan praktikum serta menyusun-mempertahankan dalam ujian dan dinyatakan lulus ujian skripsi (S1), tesis (S2), dan disertasi (S3).Pengejaran gelar akademik yang berorientasi legitimasi simbolik dengan kedok lembaga pendidikan, menurut hemat penulis sudah cukup lama beroperasi. Padahal dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 secara tegas dinyatakan bahwa mereka dapat dikenai sangsi 1 milyar dan atau penjara 10 tahun bagi perseorangan, organisasi atau penyelenggara yang memberikan ijazah dan gelar akademik tanpa hak (pasal 67) dan jika dilakukan suatu perguruan tinggi dinyatakan ditutup.Sementara setiap orang yang membantu memberikan ijazah dan gelar akademik yang tidak memenuhi persyaratan dipidana maksimal 5 tahun dan atau denda maksimal 5 ratus juta rupiah (pasal 68:1). Sedangkan orang yang menggunakan gelar dan ijazah yang diperoleh dari satuan pendidikan yang tidak memenuhi persyaratan dipidana penjara paling lama 5 tahun dan atau pidana denda paling banyak 5 ratus juta rupiah (pasal 68:2)




Pemasaran Produk Melalui Media Promosi Online dan Tradisional

Pola pengembangan strategi pemasaran dewasa ini mengarah pada penggunaan media online dengan segala turunan produknya. Meski pemasaran dengan metode tradisional tetap digunakan namun penetrasi media online tidak bisa dipungkiri telah menyumbangkan terobosan baru dalam dunia bisnis dan pemasaran produk. Dalam kaitannya dengan manajemen pemasaran, penggunaan media online perlu terus dikembangkan manfaatnya agar pemasaran yang dilakukan dengan tepat bisa menyentuh pasar. Untuk beberapa aspek, pemasaran secara tradisional tetap mempunyai manfaat tersendiri dan sulit ditandingi secara online. Lebih lanjut bisa dilihat apa saja perbedaan mendasar dari pemasaran melalui media online dan tradisional.
Media online dan media tradisional sebenarnya mempunyai persamaan mendasar yaitu menyangkut jaringan sosial. Saat kita membicarakan metode pemasaran secara tradisional maka kita merujuk pada pola pemasaran dengan teknik interaksi langsung antar individu atau kelompok yang melibatkan interaksi sosial dengan semua aspeknya dan terjadi dalam kurun waktu tertentu dengan pembatasan pada reaksi yang ditimbulkan. Secara praktis ini terjadi saat ada seorang sales person menawarkan barang kepada sekelompok ibu rumah tangga atau menawarkan produk kepada seorang calon pembeli di mall. Meski sebenarnya teknik pemasarannya sama yaitu melalui metode persuasi aktif namun saat seseorang bertatap muka langsung ada banyak aspek yang bisa mempengaruhi hasil akhir dari pemasaran barang tersebut. Aspek pribadi dan penampilan seorang sales person seringkali menjadi faktor utama yang diperhatikan oleh caon pembeli, maka jangan kaget jika ada perusahaan yang meng hire begitu banyak wanita muda yang cantik untuk menggaet calon pembeli. Dengan adanya perkembangan teknologi dan semakin sibuknya manusia dengan kegiatan mereka masing- masing maka didapatkanlah teknik pemasaran online.
Teknik ini meliputi penggunakaan media online untuk berinteraksi dengan calon pembeli. Seringkali teknik ini bertumpu pada penggunaan teknik komunikasi tertulis. Dengan berkurangnya interaksi secara langsung atau tatap muka maka pembeli bisa lebih di fokuskan pada produk yang dijual bukan pada sales person yang melakukan penawaran. Ini juga akan menjadikan calon pembeli bersikap lebih objektif.

By Al Ikhwan Fadqur Rohqim (Freelance Writer)

FENOMENA PANCAROBA


PANCAROBA atau peralihan musim merupakan istilah saat terjadinya peralihan dua musim di daerah iklim muson antara musim penghujan dan kemarau atau sebaliknya. Normalnya pancaroba terjadi pada bulan Maret-April, saat peralihan musim dari penghujan ke kemarau.  Bulan Oktober-Desember, saat peralihan dari musim kemarau ke penghujan.

Frekuensi badai yang tinggi, hujan deras disertai gemuruh, angin kencang, merupakan tanda pancaroba akan datang. Pancaroba juga ditandai dengan perilaku khas beberapa hewan, seperti tonggeret yang memasuki musim kawin saat musim kemarau dengan mengeluarkan suara yang khas. Binatang lainnya seperti rayap yang mencapai tahap dewasa sebagai laron ketika keluar dari sarang di tanah saat musim penghujan.

Dihimpun dari Wikipedia, pancaroba juga dipengaruhi oleh tiga jenis iklim yang ada di Indonesia, pertama iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut. Iklim muson sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Satu periode biasanya terjadi selama enam bulan. Angin muson terbagi kedalam dua jenis, angin musim barat daya (muson barat) dan angin musim timur laut (muson timur).

Kedua iklim tropis yang umumnya terjadi di wilayah Asia Tenggara dan hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Ketiga iklim laut yang terjadi di negara kepulauan yang memiliki wilayah laut yang luas sehingga penguapan air laut menjadi udara yang lembab dan mengakibatkan curah hujan yang tinggi sering terjadi.

Namun beberapa tahun terakhir, perubahan iklim dirasakan sedikit berubah. Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono Prabowo mengatakan siklus peralihan musim pada umumnya terjadi setiap enam bulan sekali. Sekalipun terjadi perubahan dalam siklus pergantian musim (pancaroba), tidak akan mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Menurutnya transisi peralihan musim itu hanya satu atau dua bulan lebih cepat atau sebaliknya.

Masa peralihan dari musim hujan ke kemarau biasanya terjadi sekitar bulan Maret-April, sementara peralihan dari musim kemarau ke hujan sekitar bulan September-Oktober. Namun, perubahan siklus ini sangat tergantung dari masa musim tersebut. “Kalau panjang (musim kemaraunya) mau enggak mau transisinya agak mundur. Kalau kemaraunya pendek, bulannya agak maju. Tergantung kondisi musim kemarau-hujan,” jelasnya dalam perbincangan dengan Sindonews, Jakarta, Kamis (5/7/2012).

Masa musim itu sendiri sangat tergantung dari faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya badai El-Nino. Badai yang umumnya terjadi di perairan itu sangat mempengaruhi mundur-majunya waktu peralihan musim. “El-Nino itu membawa angin yang dapat mempengaruhi cuaca,” tukasnya.

El-Nino itu sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Berdasarkan sejarahnya El-Nino merupakan sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur pada Desember.

Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya.

El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut.

Dalam perkembangannya, para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun.

Prabowo menyampaikan, saat ini sebenarnya sudah terjadi badai El-Nino di sekitar samudra pasifik. Tentu saja badai ini cukup mempengaruhi musim di Indonesia, hanya saja badai tersebut masih kategori intensitas rendah. “Bulan-bulan Juni-Juli ini sudah ada gejalanya (badai El-Nino) tapi intensitasnya rendah.

Sementara itu bulan Juli ini sudah memasuki musim kemarau. Meski kemarau, bukan berarti tidak akan terjadi hujan. Menurutnya, potensi turunnya hujan tetap ada, hanya saja dalam intensitas yang rendah.  Berbeda jika dalam kondisi terjadinya Badai La-Nina.

“Kalau ada kejadian La-Nina seperti tahun 2010 itu memang hampir tidak ada hujan pada musim kemarau,” ucapnya.