Rabu, 22 Mei 2013

Bahasa Indonesia Sesuai EYD Bukan Sesuai “Alay”


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa merupakan sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran; perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara, daerah dsb).

Pada alinea ketiga Sumpah Pemuda menyatakan, “Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu bahasa Indonesia”.  Kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Bahasa Indonesia adalah Bahasa kesatuan dan persatuan Indonesia, karena Negara Indonesia merupakan Bhineka Tunggal Ika. Negara yang terdiri dari banyak suku, ras, kebudayaan, bahkan kepercayaan, namun tetap satu bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia.

Seiring berkembangnya zaman, penggunaan bahasa Indonesia yang baik semakin jarang, apalagi anak-anak muda jaman sekarang. Meskipun di sekolah bahkan sampai perguruan tinggi diajarkan pelajaran bahasa Indonesia, namun kenyataannya banyak anak bangsa yang menggunakan bahasa Indonesia entah dalam pengucapan maupun penulisannya sangat memprihatinkan.

Kenyataan yang saya alami,  di jejaring sosial seperti facebook atau twitter, banyak pengguna akun tersebut yang update status dengan bahasa-bahasa yang bisa dibilang membuat mata saya sakit, atau kening mengkerut, penggunaan tanda baca yang tidak sesuai pun bisa menghasilkan pemikiran yang berbeda antara pembaca dengan penulis.

Coba perhatikan ini, “clLu ggue eaang zlLah… hhheeaahh… mrekka cMuah maNgg ggug pdda adiL ma saiiahh..”
“KummZ… GmNa Bzokz?, jdWalllNy daH Tw Lumz? etdahh puZzsingz ngeTz eahh,, Ouia Lezzt gPl…”

Bagaimana anda membacanya? kalau saya jujur membaca tulisan seperti ini membuat mata sakit, harus berkali-kali diulang, masih untung cuma sedikit, nah kalau tulisannya panjang dan banyak? sangat melelahkan. Nah, virus seperti inilah yang sekarang sedang menyerang Indonesia… bahkan korbannya bukan hanya anak kecil yang sedang masanya ingin terlihat seperti anak gaul, mahasiswa pun banyak yang terserang virus alay seperti contoh di atas. Jangankan di kota-kota besar, di kampung atau pedesaan pun banyak terjadi hal seperti ini. Mereka lebih suka menggunakan bahasa-bahasa indonesia yang dibuatnya sangat alay dan mengikuti zaman tapi merusak, ketimbang menggunakan bahasa Nasional kita yaitu bahasa Indonesia dengan baik.

Oleh sebab itu kita sebagai generasi masa depan dan warga negara Indonesia, mulailah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan EYD yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, seperti pemakaian huru kapital dan huruf miring, penulisan kata, maupun pemakaian tanda baca. Pemakaian tanda baca, ini harus diperhatikan, karena tidak jarang antara pembaca dan penulis berbeda pemikiran ketika membacanya. Seperti penggunaan titik, koma, tanda tanya, tanda seru dan lainnya. Misalnya, Si A mengirimkan sms kepada Si B berisi, “Dia mau kesana”, kemudian Si B membalas, “Jam berapa?”. Padahal maksud Si A itu bertanya kepada Si B apakah Dia mau kesana(?), tapi karena Si A bertanya tanpa menggunakan tanda tanya sehingga Si B  mengira bahwa itu sebuah pernyataan bukan pertanyaan. Sekali lagi, mari mulai menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan mudah dipahami. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional kita, identitas negara kita, maka lestarikan dan kita wajib mempelajarinya. Semoga bermanfaat.


PENGERTIAN RESENSI DAN CONTOH RESENSI


A. Pengertian Resensi
Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut. 

B. Pengertian Resensi Menurut Pendapat Ahli
Berikut ini adalah pengertin resensi menurut pendapat para ahli:
1. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.
2. Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
3. Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku. 

C. Tujuan Resensi
Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut:
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku 

D. Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan. 

E. Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan. 

F. Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

G. Tips Menulis Resensi
Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.


Contoh Resensi Novel Negeri 5 Menara

Judul Novel                : Negeri 5 Menara
Judul resensi novel      : Negeri 5 Menara
Pengarang                  : A. Fuadi
Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit               : Agustus 2010
Kota Terbit                : Jakarta
Jumlah Halaman         : 424 hal


Resensi Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi yang merupakan novel best seller ini, menceritakan kisah lima orang sahabat yang mondok di sebuah pesantren yaitu Pondok Madani (PM). Novel best seller ini merupakan novel pertama dari trilogi yang secara apik bercerita tentang dunia pendidikan khas pesantren, lengkap dengan segala pernak-pernik kehidupan para santrinya.

Alif Fikri adalah seorang yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittinggi Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun mimpinya seakan sirna, musnah tak berbekas, karena Amaknya tidak mengijinkan. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik agama, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi Ustad (Ulama). Dengan setengah hati, Alif menerima keinginan Amaknya untuk sekolah agama.

Awal mulanya dia sangatkaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat dari berbagai daerah yang benar² menyenangkan. Niatan setengah hatinya kini telah menjadi bulat. Di bawah menara PM inilah mereka berlima justru menciptakan mimpi²i lewat imajinasinya menatapi langit dan merangkai awan-awan menjadi negeri impian. Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru Besar PM), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Kelebihan novel ini adalah mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris, arab, kesenian dll. Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena allah Maha mendengar doa dari umatNya.
*****

Reverensi


Jumat, 10 Mei 2013

Cerpen


Harimau dan Tikus

Ada seekor harimau yang hidup di sebuah hutan yang luas sekali. Ada banyak jenis hewan yang hidup di hutan ini, seperti gajah, singa, kijang, serigala, macan dan beruang. Harimau ini adalah raja semua hewan. Ia kuat dan memiliki suara yang keras. Ketika meraung, maka akan didengar oleh semua hewan yang ada di hutan lalu mereka semua takut dan gemetar.

Di hutan ini terdapat sekelompok tikus yang hidup di lubang-lubang yang mereka buat. Tikus-tikus ini tidak mengetahui sedikit pun mengenai harimau si raja hutan itu. Pada suatu hari, tikus-tikus itu keluar dari lubang-lubang persembunyiannya dan mulai bermain lompat-lompatan. Mereka berlompat-lompat dan berlarian.

Kemudian ada seekor tikus di antara tikus-tikus itu yang melompat terlalu keras sehingga tak diduga mengenai wajah harimau si raja hutan ini yang sedang tidur. Harimau itu lalu terbangun dari tidurnya ketakutan dan ia pun marah. Ia lalu membuka mulutnya dan meraung dengan suara yang sangat keras. Semua tikus-tikus itu pun lari bersembunyi ke lubangnya masing-masing. Sedang tikus yang jatuh ke wajah harimau, ia hanya bisa terdiam tak bergerak dan tidak bisa lari ke lubangnya.

Harimau itu melihat dan menemukan tikus kecil ini, ia lalu menerkamnya. Kemudian diangkatnya tikus itu dari tanah dan ia hanya bisa berteriak, ”Sik…sik…” Harimau itu lalu berkata pada tikus ini, ”Eh! kesini kamu. Bagaimana kamu berani-beraninya berjalan dimukaku dan membangunkanku dari tidur, hei makhluk kecil lemah ? Kamu harus dibunuh.” Tikus itu pun menjerit dan ia pun gemetaran.

Tikus itu lalu memelas, ” Aku mohon, aku mohon, jangan bunuh aku. Bisa saja aku akan bermanfaat buatmu dikemudian hari.” Harimau itu pun tertawa dan berkata, ”Kamu sesuatu yang hina dan kecil dapat bermanfaat untukku, sedang aku adalah raja hutan ini dan semua yang ada di hutan ini tunduk padaku ? Kamu sesuatu yang kecil tidak pantas dibunuh. Suatu aib bagi seekor raja hutan sepertiku membunuh seekor tikus miskin sepertimu.” Kemudian harimau itu meninggalkan tikus itu dan memaafkannya. Lalu harimau itu melemparkan jauh-jauh darinya lalu tikus itu berlari dan ia mengatakan, ”Terimakasih,terimakasih.”

Tikus itu lalu kembali berkumpul dengan kawan-kawannya dan menceritakan sebuah cerita apa yang terjadi kepada mereka. Tikus itu berkata pada mereka, ” Harimau itu memaafkan dan mengampuniku. Aku harus membalas kebaikannya itu.”

Pada suatu hari, harimau itu sedang berjalan di hutan. Ia menemukan sepotong daging besar di sebuah jaring. Lalu ia menerkamnya dan ingin cepat-cepat memakannya. Ia lalu menarik sepotong daging itu dan menarik lagi. Setiap kali ia menarik sepotong daging itu, jaring itu menempel di tubuhnya sampai semua tubuhnya terlilit dengan jaring itu. Harimau itu berusaha melepaskan diri namun ia tidak berhasil.

Ia lalu berteriak dan datanglah istrinya, harimau betina, anak-anak, dan kawan-kawannya. Ia menemukan singa itu dalam sebuah jaring. Lalu istrinya maju dan berusaha memotong jaring itu dengan taringnya namun tetap tidak berhasil. Kemudian anak-anaknya yang masih kecil maju dan berusaha memotong jaring itu namun mereka tidak berhasil juga. Dan majulah harimau yang lain dan berusaha memotong jaring itu tapi tidak berhasil juga. Pada saat itu, harimau si raja hutan ini terus meraung.

Tikus yang pernah jatuh ke wajah harimau dan diberi ampunan itu mendengar suara harimau si raja hutan ini dan ia mengenalinya. Lalu ia keluar dari lubangnya dan berlari menuju tempat raungan harimau itu. Searah itu, ia melihat dan mendapati harimau itu terperangkap didalam jaring. Tikus itu berkata pada si harimau, ”Jangan khawatir, hei si raja hutan, aku akan datang dan membantu melepaskanmu.”

Anak-anak harimau, harimau, dan harimau betina itu melihat keheranan. Istri harimau itu berkata, ”Kalau kita yang besar-besar dan kuat saja tidak mampu melepaskannya, lalu apakah kamu mampu, hei makhluk kecil hina ?” Tikus itu hanya menjawab, ”Biarkanlah aku berusaha dulu.” Ia pun mulai menggigiti tali-tali jaring itu dengan giginya yang tajam lalu ia memotomg satu tali,dua tali,tiga tali, hingga terlepaslah satu kaki harimau itu. Tikus itu tetap terus memotong tali-tali itu lalu terlepaslah kaki kedua, namun harimau itu tetap saja terperangkap dalam jaring itu.

Begitulah tikus itu terus menggigiti tali-tali jaring hingga harimau itu lepas semua. Harimau itu lalu berdiam diri dan berteriak kegirangan dan semua harimau yang ada di situ juga ikut berteriak kegirangan berikut anak-anaknya. Semua harimau mengucapkan terimakasih kepada si tikus atas bantuan yang telah diberikannya.

Kemudian harimau itu berkata pada tikus, ”Sungguh aku ketika mengampunimu, aku tidak pernah menduga kalau kamu akan melepaskanku dari kematian, seperti yang kamu lakukan sekarang ini. Saya memaafkanmu saat itu karena kamu adalah makhluk kecil dan lemah. Sekarang aku tahu kalau segala sesuatu mungkin saja dapat membantu makhluk yang lain sampai makhluk yang kecil dan lemah sekalipun. Beribu-ribu terimakasih aku ucapkan untukmu.” Tikus itu hanya menjawab, ”Terimakasih kembali, tuanku.” Ia pun lalu bergegas pergi.

Referensi: Majalah Bobo